imow tigu beradoik.!! Iya itu yang diyakini sebagian besar masyarakat Tanjung Pauh. Apa itu
imow tigu beradoik?? Ini merupakan suatu pertanyaan yang agak sulit di jawab, karena penulis sendiripun belum pernah bertatap muka dengan makhluk ini, bahkan dalam mimpi sekalipun. Menurut sebagian besar masyarakat Tanjung Pauh, imow tigu beradoik merupakan harimau jadi-jadian yang menjaga dusun. Harimau ini bertugas menjaga keamanan dusun, dari masuknya harimau-harimua dari daerah lain ke Tanjung Pauh – yang dapat membahayakan keselamatan petani yang mempunyai ladang di atas sana, sampai pada permasalahan kenduri adat, kononnya sih bila kenduri adat terlalalu lama di laksanakan, maka mereka akan turun dan memberi peringatan, mirip sekuriti aja yaa…

Dari cerita juga, imow tigu beradoik terdiri dari tiga ekor harimau besar yang bisa berubah menjadi manusia, bewarna hitam, belang terasih dan satu ekor lagi saya lupa warnanya, yang pasti ngak pink lah. Kan gak gagah ada harimau warna ping.

Harimau ini kononnya juga dapat menolong orang dimanapun ia berada, seseorang cukup memanggang beberapa keping minyan, lalu mereka akan datang menolong orang yang sedang dalam masalah itu. Wah keren, mirip super hero dalam tipi.

Pertanyaannya adalah, apakah imow tigu beradoik ini ada.??
Ini pertanyaan yang bagus sekali dalam tataran kefilsafatan yang menanyakan tentang hakikat atau keber”ada”an sesuatu, yang biasa dikenal dengan istilah ontology. (Waduh syan bahasanya udah tinggi ini, jangan la dibahas mengenai filsafat di sini syan). Ok kembali ke permasalahan apakah imow tigu beradoik ini ada?. Sejak positivisme memegang kemudi ilmu pegetahuan dunia, sesuatu yang dianggap ada itu adalah sesuatu yang dapat dilihat oleh kasat mata dan dapat diukur. Seseorang yang menganut paham ini tidak percaya pada sesuatu yang belum pernah dilihatnya sendiri. Jadi kalau kita memakai paham ini untuk melihat keberadaan imow tigu beradoik secara otomatis menyatakan bahwa imow tigu beradoik itu tidak ada. selesaii..!!
** (Apo mpo ne syan juk kaw ngertai tahhh,,,)(kakkak,,kaw juk gu, tapo kaw to guk ).

Tapi paham itukan lebih sering dipakai di dalam dunia sains atau ilmu pasti, gak tepat donk kalaw kita memakainya untuk menjawab hal yang abstrak (gaib seperti ini). Terdengar suara perempuan manis, berjilbab biru muda dengan baju putih membungkus rapi tubuhnya, bertanya di sudut sana. Dia bertanya dengan suara berapi-api, muka putihnya tetutupi oleh merahnya bunga mawar yang mekar di musim semi, seakan-akan dia tak menerima penjelasan yang baru saja aku jelaskan di depan kelas dalam mata kuliah Antropologi ini.
**(Cek pilu lo mpo ngaju antropologi syan, mpo lilok la jik)

Siapa nama kamu?

Lanaya pak.

OK lanaya, namamu bagus sekali. Seperti orangnya. (la ta syan ke la kik jik)(yo yo yo). Kesimpulan tadi bila kita lihat dengan kaca mata filsafat. OK sekarang kita lihat masalah ini dengan kaca mata Islam (jieeee…mentang2 anok iain mpo). Saya mau langsung ngutip aja dari pertanyaan kamu tadi Lanaya yang mengatakan bahwa imow tigu beradoik adalah makhluk Ghaib. Sekarang saya mau kalian berfikir, makhluk Gaib itu ada berapa jenis ya?.

Allah, malaikat, iblis, jin. Cuma itukan…

“Surga pak…” seorang cowok bertanya.

“itu bukan makhluk, itu sebuah tempat”

“bagaimana dengan hantu pak” tanyanya lagi, seakan-akan dia tak mau kalah

“hantu dan sejenisnya itu termasuk dalam kategori jin atau iblis”

Cuma itu yang banyak di informasikan oleh al-Quran tentang makhluk gaib. Nah pertanyaannya sekarang, imow tigu beradoik termasuk dalam kategori mana?. Sepengetahuan saya, tidak pernah malaikat menjadi binatang apalagi menjadi harimau, biasanya malaikat menjelma menjadi seorang laki-laki muda, seperti dikisahkan pada saat nabi menerima wahyu dari malaikat jibril, ketika malaikat meniupkan Ruh Nabi Isa ke dalam rahim Maryam dan ketika dua orang malaikat diutus oleh Allah kepada kaum nabi Luth semuanya adalah laki-laki.

Bila kita menggunakan logika duduktif, bila  imow tigu beradoik tidak temasuk ke dalam kategori malaikat, pastilah ia sejenis iblis atau jin. Mereka bisa saja menjelma menjadi bentuk harimau iya kan. Lagian dalam sejarahnya ketika mau merayu nabi Adam As untuk memakan buah khuldi, iblis menjelma menjadi ularkan. Mana tahu untuk menganggu keyakinan orang Tanjung Pauh dia berubah menjadi harimau. Ingat iblis itu punya 1001 cara untuk menjerumuskan manusia, bukan 1001 soal fisika dan pembahasannya ya, itu buku persiapan saya untuk menghadapi uan dulu.

“pak, bisa jadi jugakan imow tigu beradoik ini berasal dari nenek moyang kita yang telah meninggal dahulu untuk menjaga cucu-cucunya” Lanaya kembali bertanya, sekarang di dia tersenym manis padaku…jieee, (la ta ganduk syan nduk ha mpo).

Dengan hati yang penuh bungga aku coba menjawab. Dalam Islam, seseorang yang telah meninggal tidak akan pernah kembali ke atas dunia ini, atau yang disebut dengan reingkarnasi. Reingkarnasi hanya terdapat dalam ajaran Budha. Agama Budha percaya bahwa seseorang yang belum bisa melepaskan diri dari keduniaan, ai akan selalu beringkarnasi sampai pada keaadaan moksa, yaitu suatu pencapaian tertinggi dalam agama Budha, kalau dalam Islam lebih kurang seperti surga. Seseorang yang mencapai tingkat moksa ini, tidak akan lagi mengalami reingkarnasi.

Mungkin kepercayaan Budha ini masih di pegang oleh sebagian masyarakat kita secara tidak sadar. Budhakan juga pernah Berjaya di Indonesia sebelum datangnya Islam, ia ada kemungkinan kepercayaan-kepercayaan seperti ini di turunkan dari nenek moyang kita dahulu sampai sekarang, sebenarnya yang salah kita juga, kenapa masih memegang kepercayaan nenek moyang kita yang bahkan tidak ada sekolah, seharusnya kita yang berpendidikan harus mengetahui tentang hal ini, dan masih banyak hal-hal lain yang kita pegang yang sebenarnya bukan dari Islam, melainkan dari nenek moyang kita dulu. Kok mau percaya pada nenek moyang kita yang tidak ada sekolah. Huh!!

Tidak terasa jam kuliahpun habis, semua mahasiswa berhamburan keluar.

Trus gimana pak, apakah imow tigu beradoik ada.? Tanya lanaya dari arah belakang mengejarku sambil berjalan menuju ruang dosen.

Seperti itulah analisis kecil mengenai imow tigu beradoik ini,untuk kesimpulannya ambil sendiri ajalah masing-masing, kan udah mahasiswa..

Atau untuk lebih lengkapnya Tanya aja pada buya saja. OK
OK pak… sebelum dia pergi kami saling bertukaran no hp. “Nanti saya telepon ya pak” sambil senyum dan gaya tangannya seperti gaya telepon yang dia gerakkan pelan sambil senyum manis padaku. (jiahhhhh…..)

0 Comments:

Post a Comment